Bismillahirrahmanirrahim
Ikhwani wa akhowaati fillah…
Bangkai… Siapa yang mau..?
Bangkai adalah:
Sesuatu yang memalukan, tapi banyak yang memperebutkannya…
Sesuatu yang hina, tapi masih banyak menginginkannya…
Sesuatu yang menjijikkan, tapi kenapa masih banyak yang berlomba-lomba untuk memilikinya..?
Apa sih sesuatu yang memalukan, hina dan menjijikkan itu..?
Dia adalah DUNIA
Ya…. Dunia sesuatu yang menjijikkan.
Dengarkan dan renungkan hadits berikut ini..!
Dalam sebuah hadits, Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyebutkan bahwa dunia ini di sisi Allah ibarat bangkai anak kambing di mata manusia. Manusia akan memandangnya dengan perasaan jijik, sehingga tidak akan ada satupun dari mereka yang sampai mau mengambilnya.
Sahabat yang mulia Jabir bin Abdullah -radhiyallahu ‘anhuma- menceritakan;
Suatu ketika Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- melewati sebuah pasar bersama para sahabat.
Lalu beliau melihat bangkai anak kambing yang cacat dibagian telinganya.
Maka beliau pun mengambil kambing itu dengan memegang telinganya, seraya berkata;
“Siapakah yang mau membeli ini dengan harga satu dirham ?”.
Para sahabat berkata;
“Kami sama sekali tidak tertarik untuk memilikinya. Apa yang bisa kami lakukan dan perbuat dengannya?”.
Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- kembali berkata;
Atau mungkin kalian suka kalau ini gratis ?.”
Para sahabat menjawab;;
“Demi Allah, seandainya hidup pun maka binatang ini sudah cacat, karena telinganya kecil. Apalagi kambing itu sudah mati ?”.
Kemudian Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjelaskan tentang hakekat dunia, dengan sabda Beliau -shallallahu ‘alaihi wasallam-;
فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
“Demi Allah, sesungguhnya dunia lebih hina di sisi Allah dari pada bangkai ini di mata kalian”.
(HR. Muslim 7607)
Karena itulah, orang yang terlalu rakus terhadap dunia, sifat tersebut dapat merusak sebagian agamanya.
Dari Ka’ab bin Malik -radhiyallahu ‘anhu-, Nabi -shallallahu -alaihi wasallam- bersabda;
مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ أَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepas dikerumunan dan gerombolan kambing lebih merusak, dibandingkan kerusakan terhadap agama seseorang yang ditimbulkan karena rakus harta dan kedudukan.
(HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Syua’ib al-Arnauth).
Maka, seharusnya bagi seorang muslim tertanam dalam benaknya bahwa kebahagiaan yang hakiki bukanlah di dunia.
Sebagaiman Allah menurunkan Adam ke bumi, tidak bermaksud untuk memberi kenikmatan, justru dalam rangka memberikan hukuman padanya.
Imam Hasan al-Bashri -rahimahullahu- pernah memberi nasehat kepada khalifah;
إِنَّ الدُّنْيَا دَارُ ظَعْنٍ وَلَيْسَتْ بِدَارِ إِقَامَةٌ ، وَإِنَّمَا أُنْزِلَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلامُ إِلَيْهَا عُقُوبَةً ، فَاحْذَرْهَا
“Sesungguhnya dunia adalah negeri perantauan dan bukan negeri abadi untuk bertempat tinggal. Dan sesungguhnya Adam -‘alaihis salam- diturunkan di dunia sebagai bentuk hukuman dari Allah.
Karena itu, berhati-hatilah.
Kalo seandainya sedemikian hinanya dunia, maka untuk apa kita terlalu mencintainya…?
Kalau dunia seperti itu bahayanya, kenapa manusia banyak yang justru mendekatinya dan berjuang untuk mendapatkannya..?
Ya Allah, jangan Engkau jadikan dunia sebagai harapan dan tujuan terbesar bagi kami….
Wallahu A’lam bis showab
Baarokallahu fiikum
Ditulis di
Ma’had Tahfizh Al-Qur’an IBNU MAS’UD Kampar
Senin, 28 Shafar 1440H
05 November 2018
Akhukum Fillah:
Abu Hudzaifah Umar ibn’Arief Al-Atsary