Oleh: Umar Abu Hudzaifah al-Atsary
Alhamdulillah washolatu wassalamu ala Rasulillah, Amma Ba’du
Ada yang bertanya mengapa di setiap pembahasan tauhid selalu dikaitkan dengan syirik ?
Karena syirik bisa menafikan (meniadakan) tauhid dan merupakan penyebab masuk neraka dan kekal di dalamnya, sebagaimana orang-orang yang bertauhid dan mengamalkan dengan sebenar-benarnya dia mendapatkan jaminan untuk masuk ke dalam surga, sementara orang-orang yang melakukan kesyirikan berakibat diharamkannya surga.
Dan sesungguhnya kebahagiaan hakiki tidak akan bisa diraih kecuali selamat dari syirik.
Sebagaimana penulis kitab Tauhid syekh Muhammad bin Abdul Wahhab at- Tamimi menyebutkan bahwa seorang mukmin harus sangat takut dari syirik dan berusaha menjauhkan diri darinya, dan semua jalan atau sarana-sarana dan se-bab-sebab yang menjurus ke arah syirik.
Seorang muslim hendaknya juga memohon kepada Allah keselamatan dari perbuatan syirik. Sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi, orang-orang shaleh dan para hamba pilihan.
Jika ada yang bertanya; Sebutkan jenis-jenis syirik dengan menerangkan definisi masing-masing !
Maka kita jawab bahwa syirik itu ada dua jenis:
Pertama: Syirik Besar, ialah seseorang menjadikan bagi Allah sekutu (tandingan) dalam ibadah kepada-Nya; ia meminta kepadanya, ber-harap kepadanya, takut, dan mencintainya menyamai cintanya kepada Allah. Atau memalingkan salah satu jenis dari jenis-jenis ibadah yang ada kepada sekutu tersebut. Musyrik demikian inilah yang diharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka.
Kedua: Syirik Kecil yaitu semua perkataan dan perbuatan yangmengantarkan seseorang menuju perbuatan-perbuatan syirik besar di atas. Seperti bersumpah kepada selain Allah, riya, tidak ikhlas dalam beramal.
Allah berfirman menyebutkan tentang besarnya dosa syirik dan tidak akan diampuninya para pelaku kesyirikan (terutama pelaku syirik besar):
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yaitu selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa’: 48)
Dengan sebab inilah makanya setiap kali pembahasan tauhid maka tidak akan lepas dari pembahasan syirik. Karena dalam rangka untuk menerangkan kepada umat akan suatu kebaikan maka perlu disebutkan apa yang menjadi lawan dari kebaikan itu sehingga di samping seorang hamba melakukan sebuah kebaikan maka mereka terjauhkan daripada sebuah keburukan.
اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وارنا الباطل باطلا وارزقنا اجتنابه
“Ya Allah, perlihatkan kepada kami kebenaran sebagai sebuah kebenaran yang nyata dan karunikanlah kepada kami sikap bisa mengikutinya. Ya Allah tampakkan kepada kami yang batil itu sebagai sebuah kebatilan dan karuniakan kepada kami untuk bisa menjauhkan diri darinya.
Wallahu A’lam bis Showab
Semoga Allah memberikan Taufik kepada kita bersama
Ma’had Ibnu Mas’ud Kampar
24 Rajab 1446 H/ 24 Januari 2025
Disadur dari Kitab:
الجامع الفريد للأسئلة والأجوبة على كتاب التوحيد
Al-Jami’ul Farid, Lil As’ilah wal Ajwibah ‘ala Kitabit Tauhid
(Karya Syaikh Abdullah bin Jaarullah Al-Jarullah)
Dan disertai penambahan dari penulis
Tinggalkan Balasan