Bismillah…
Wanita itu dominan dengan “Perasaan” dan “Lisan” nya, lain halnya dengan laki-laki yang dominan dengan “Akal” dan “Aksi”, bahasa keren nya ialah Talk Less Do More.
Dengan riwayat latar belakang itulah wanita banyak terjerat dosa dan terluka oleh dua hal tersebut.
Salah satu rutinitas dosa yang banyak sekali di gandrungi oleh kaum hawa itu ialah “GHIBAH” atau Gosip ; Ngomongin Orang ; Ngerumpi.
Namun bukan berarti kaum adam terlepas dari perbuatan ghibah, hanya saja kebanyakan ghibah itu dominan dilakukan oleh “Kaum Hawa” atau makhluk yang bernama Wanita.
Maka dari itu jika kita jumpai seorang laki-laki yang kerjaannya ngerumpi, hobinya ngomongin orang, perlu dipertanyakan “kejantanannya” karena itu tabiatnya wanita. Dan laki-laki yang modelan demikian sangatlah jauh dari kata Gentleman.
“Seperti Mecin dalam Masakan…”
Begitulah hambarnya perkumpulan jika tanpa sembari ngomongin orang. Begitulah mindset orang yang saking kebiasaannya ngerumpi dan menjadikan ghibah menjadi lalapan sehari-hari.
Tak hanya orang awam, tidak jarang banyak kita jumpai “Pemerannya” ialah “Sang Ahli Ibadah” atau “Pakar Ibadah” yang ke Masjid nya rajin, Giat Tahajud, Giat Sedekah, Giat Menuntut Ilmu, dan selalu ada di setiap suasana keagamaan.
Jika suatu saat engkau bertemu dengan orang yang model demikian, muamalahlah seperlunya. Karena dekatnya engkau akan disanjung setinggi-tingginya seolah-olah ia sangat ridho padamu.
Padahal di belakangmu nyatanya engkau hanyalah sebuah bangkai yang dicabik-cabik yang dikuliti oleh nya.
Tiada aib, kekurangan dan dosa yang luput dari lisannya mengenai dirimu.
Berhati-hatilah, karena orang yang demikian sangatlah berbahaya, jangankan untuk dijadikan teman dekat, teman duduk pun sangat tak layak. Itulah ia yang dinamakan “Manusia Bermuka dua”.
Dia sedang tertipu dengan amal ibadahnya.
Padahal nyatanya Ia hanya sedang dalam “Istidraj”, ( Proses pembiaran Allah kepada hambanya yang berdosa yang hukumannya ditangguhkan ).
Diberikan kemudahan oleh Allah jalan-jalan menuju surga, jalan menuntut ilmu, jalan mengenal sunnah, Tapi Ilmu tak berdampak apa-apa pada dirinya, pada akhlaknya.
Kemudian iapun merasa aman, merasa selalu dalam naungan Allah, padahal perangainya perangai Ahli Neraka.
“Istidraj yang terbanyak saat ini ada pada penuntut ilmu, diberikan keni’matan Majlis ilmu, Majlis Ilmu, Majlis Ilmu, Majlis Ilmu. Ilmu Tak berdampak pada dirinya”
✍Ustadz Ahmad Muzakkir.Lc
Pun ghibah jangkauannya tak meski harus luas, tetap dikatakan ghibah meski ngerumpi nya hanya berdua saja dengan pasangan.
Tidak banyak bergaul dan berkumpul-kumpul dengan tetangga, tapi lokasi ghibah nya berpindah ke kamar bersama pasangan sebagai penghantar tidur, Yak sama-sama saja.
STOP, Putus rantai ghibah sampai di telingamu saja. Lisan mu jangan jadikan sebagai jembatan penghubung. Itulah normalnya yang harus dilakukan oleh seseorang yang bergelar Muslim dan Muslimah.
“Seorang ulama ditanya tentang seseorang yang banyak berbuat ketaatan namun ia juga suka ghibah. Ulama itu berkomentar, “Boleh jadi Allah biarkan dia beramal agar pahalanya untuk orang lain”.
Jawaban yang menyakitkan, namun perlu sekali kita renungkan.”
📖 Syaikh Dr. Abir an Na’im hafidzhahullah
Jangan termasuk menjadi hamba-hamba yang bangkrut di akhirat kelak, karena saking banyaknya kedzholiman kepada para hamba, baik dengan lisan maupun perbuatan.
✍ Pepatah mengatakan,
“Kurangi ingin tau mu tentang orang lain. Maka ghibahmu akan berkurang”
Sibukan dirimu dengan aib-aibmu sendiri, dosa-dosa yang harus engkau pertanggung jawabkan, keluarga yang kurang akan didikan, keikhlasan amal yang harus engkau luruskan.
Dan catat baik-baik kalimat ini,
“Jangan pernah kepedean jadi hamba. Karena amalmu belum tentu diterima, dan dosa mu belum tentu diampuni”.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua, dan selalu senantiasa memberikan Hidayah dan Taufiq-Nya. Aamiin.
.
.
Laboy Jaya, Bangkinang, Riau
31-Januari-2025 M / 01 Sya’ban 1446 H
Penulis : Ade Ummu Syamil
Tinggalkan Balasan