Sahabat-sahabatku sekalian…
Apapun bentuk musibah atau bencana yang melanda, pada hakikatnya memiliki peran besar dan juga terkandung pesan penting dalam mendidik jiwa, memupuk iman, melatih kesabaran.
Jiwa, iman, kesabaran perlu dilatih untuk memiliki keteguhan hati, keteguhan sikap.
Dan satu hal yang pasti, bahwa musibah merupakan “sunnatullah” sebagai proses sebab akibat dari tindakan para manusia.
Dan satu yang “WAJIB” kita ketahui, Musibah juga merupakan peringatan dari Allah sebagai ujian keimanan dan musibah tidak selamanya tanda kemurkaan Allah Ta’ala.
Pesan penting yang ada dibalik setiap musibah adalah, tatkala musibah itu datang, manusia akan menyadari bahwa #Tidak ada perlindungan diri kecuali kepada Allah Ta’ala saja#, ketika tidak ada tempat bergantung selain kepada-Nya, tidak ada pertolongan kecuali dari pada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya.” [QS. At-Taghobun: 11]
Musibah ini (Banjir) merupakan salah satu diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, tanda akan Maha Kuatnya Allah.
Dan tidaklah tanda-tanda itu semua Allah kirimkan kecuali dalam rangka menakut-nakuti hamba-Nya, supaya para manusia ingat akan Allah, kembali kepada-Nya, bertaubat dari setiap dosa dan kejahatan.
Allah berfirman;
…وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا
“Dan Kami tidaklah memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti-nakuti.” (QS. Al-Isra’: 59)
Di antara tanda-tanda kebesaran Allah ialah Allah menjadikan diri kita, harta, anak dan keluarga kita sebagai tempat sasaran ujian-Nya.
Dan yang harus selalu kita imani adalah bahwa: “Musibah akan selalu mengikuti manusia selama mereka masih berada di dunia ini, karena memang dunia adalah tempat ujian dan cobaan.
Bukankah Allah telah menegaskan dalam salah satu firman-Nya:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sesungguhnya akan Kami benar-benar akan menguji kalian dengan sedikit daripada rasa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.”
(QS. Al-Baqarah: 155)
Dan Musibah jika kita jalani dan kita bersabar diatasnya maka, Allah telah menyiapkan pahala yang besar dan ampunan-Nya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
Dari Sahabat Anas bin Malik, bahwa Rasulullah-shallallahu’alaihi wasallam- bersabda;
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاءِ، وإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاهُمْ….
“Sesungguhnya besarnya pahala dan balasan itu sesuai dengan besarnya musibah (ujian) yang diterima seorang mukmin, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka….” (HR. At-Tirmidzi)
Dari Abu Said Al-Khudri dan dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhuma-, dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.”
(HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)
Terakhir, renungkan sabda Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- berikut ini;
واعلم أن النصر مع الصبر ، وأن الفرج مع الكرب ، وأن مع العسر يسرا
“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan.”
(HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnad-nya)
Semoga Allah segera mengangkat musibah ini, Allah berikan pahala kepada kita dan Dia ampunan dosa² kita dengan musibah ini.
Amin…
Akhukum Fillah,
Umar Hadi, S.Pd
(Pembina sunnahstori.com)