SEMAKIN BERILMU SEMAKIN SADIS MERENDAHKAN

SEMAKIN BERILMU SEMAKIN SADIS MERENDAHKAN

Circle pertemanan yang baik tentunya akan menghasilkan “feedback” yang baik pula, terkhusus untuk kwalitas dan kwantitas agama seseorang. Namun seringkali sebagian diantara kita ada yang terlena dengan “Zona Nyaman” ini.

Merasa berada digaris mulia, dan menganggap diri lebih suci, mudah merendahkan orang lain yang diluar circle nya, baik secara lisan ataupun sikap, tersurat maupun tersirat.

Sementara ilmu yang bermanfaat itu akan menjadikan pemiliknya menjadi semakin Tawadhu atau rendah hati.
Baik secara teori, maupun menyadari sepenuh hati.
Bukan malah semakin angkuh, bukan malah semakin mudah merendahkan orang lain.

Jika demikian, Apa bekas ilmu yang telah engkau pelajari berjilid-jilid jika buah nya adalah malah menjadikanmu semakin julid, hasadmu semakin menjadi-jadi dan semakin mudah mengkerdilkan orang lain, menganggap remeh orang lain.

“Ilmu itu tidak boleh berada pada orang…
Yang suka merendahkan orang lain…”
Begitu kata salah seorang Ustadz hafizdhohullah.

Kita ini sesama muslim harusnya saling bahu membahu untuk kemaslahatan umat, saling topang, saling rangkul dan saling memberi dukungan. Bukan saling sikut-sikutan saling tekan-tekanan, muncul sedikit temannya kepermukan ditekan agar redam, pura-pura hilang ingatan, kibas-kibas kepanasan.

Normal nya teman itu adalah yang suka mengapresiasi, selama bukan pada perkara yang munkar.
Apresiasi bukan berarti “Haus Validasi”, garis bawahi ya.

Tolong menolong dalam kebaikan itu diperintahkan dalam agama kita -baik secara materi, jasa ataupun support-, baik berupa doa, menyemangati dan lainnya, demi tercapainya kemaslahatan individu ataupun umat.

Sebagaimana untuk membangun bangunan yang kokoh, dibawahnya harus ada tiang-tiang penyokong. Karena tujuan sesama Penyalur Ilmu itu sama, untuk kemaslahatan umat, mengajak kepada kemaslahatan Negeri Akhirat.
Jadi sudah sepatutnya saling mendukung bukan saling menjatuhkan, bukan saling merendahkan.

Seperti kata salah seorang ustadz hafidzhullah yang intinya.
“Jangan berteman dengan orang yang….
Selalu ingin diakui kelebihannya…
Tapi tak pernah mau mengakui kelebihan mu…”

Selalu ingin diakui Superior tapi orang lain selalu dianggap tengil seperti keledai.

Ilmu yang bermanfaat itu bukan menjadikan pemiliknya semakin sombong, semakin gila pujian, semakin gila popularitas, semakin mudah mengkerdilkan orang.

Tapi ilmu yang bermanfaat itu akan menjadikan pemiliknya semakin “Tau Diri” dihadapan Allah. Karena ilmu yang engkau miliki hanya sebatas titipan, engkau tak akan mampu mengembannya jika tanpa taufiq dari Allah, jika tanpa pertolongan Allah untuk bisa menguasainya.
Karena Dialah yang menjalankan otakmu untuk bisa memahami ilmu, Jadi tak sepatutnya engkau sombong karenanya.

Karena hakikat Ilmu itu bukan dari banyaknya riwayat, bukan dari banyak nya koleksi kitab, bukan pula dari kedekatannya dengan banyak ustadz.

Tetapi ilmu itu yang semakin menjadikan pemiliknya memiliki rasa takut kepada Allah dan semakin bagus pengimplementasiannya di kehidupan sehari-hari dalam muamalahnya bersama manusia yang lain, semakin bisa memanusiakan manusia, memposisikan manusia, bukan hanya memperbagus muamalahnya dengan Allah saja dan circle nya saja, ini tidak fair.

📖 Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu wa ardhahu,

“Bukanlah ilmu itu diukur dengan banyaknya riwayat. Akan tetapi pokok dari ilmu adalah khas-yah/rasa takut -kepada Allah-.”

📚(lihat al-Fawa’id karya Ibnul Qayyimrahimahullah).

“Jangan pernah meremehkan ataupun merendahkan orang lain, setinggi apapun kedudukanmu. Bukan apa-apa, khawatir penciptanya akan turun tangan.

Karena engkau tidak akan pernah tau amalan tersembunyi apa yang di milikinya, hingga rintihannya bergeming sampai ke langit. Hingga Allah pun wujudkan semua kemustahilan di hidupnya, dengan cara yang lebih Mustahil.”

Ingatlah, mudah bagi Allah.
Untuk mematahkah sayap burung yang tengah terbang.
Dan mudah pula bagi Allah untuk menjadikan Sang Keledai berubah menjadi Elang yang terbang lepas di Angkasa.
Jadi berhentilah merendahkan orang lain.

Semua kita pernah salah dan khilaf dan sebaik-baik orang yang salah itu minta dimaafkan dan bertaubat kepada Allah kemudian berubah memperbaiki diri.
Semoga Allah selalu memberi Taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.


Laboy jaya – Bangkinang – Riau


✍ Ditulis oleh : Ade Ummu Syamil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Author

Sunnahstori

Media Dakwah Sunnah yang memberikan artikel-artikel dari Aqidah dan Manhaj, Fiqih Ibadah, Renungan Nasehat dan lainnya. Kunjungi juga sosial media kami yang lain.

Latest Posts

Follow Us On Social Media