WASPADALAH DARI KESYIRIKAN !

WASPADALAH DARI KESYIRIKAN !

Oleh: Umar Abu Hudzaifah al-Atsary

Alhamdulillah washolatu wassalamu ala Rasulillah, Amma Ba’du

Dalam sebuah hadits disebutkan:

أخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشَّرْكُ الأَصْغَرُ، فَسُئِلَ عَنْهُ، فَقَالَ: الرياء

Sesuatu yang paling aku khawatirkan atas kalian ialah syirik kecil. Beliau ditanya tentang hal itu. Maka beliau bersabda: yaitu riya. (HR. Ahmad dan selainnya)

Apa yang dimaksud dengan riya? Mengapa Rasulullah sangat khawatir hal ini akan menimpa para sahabatnya?

Kata dasar dari ar-riya ialah ar-ru yah. Yaitu seseorang memper-lihatkan amal shalihnya agar mendapatkan pujian dari orang lain.

Rasulullah sangat khawatir akan menimpa para sahabatnya, karena riya ini lebih mendominasi jiwa seseorang, lebih digandrungi oleh hati dan sangat mudah untuk dilakukan.

Sedangkan hubungan hadits ini dengan pembahasan kita pada bab ini adalah, apabila syirik kecil sangat dikhawatirkan akan terjadi pada para sahabat padahal mereka memiliki kesempuman iman, maka sangat pantas bagimu, wahai muslim, untuk khawatir terhadap bahaya syirik besar dan syirik kecil tersebut dikarena-kan imanmu yang lemah.

Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُو لِلَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ

Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyembah sembahan selain Allah, niscaya ia akan masuk neraka. (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah mengabarkan di dalam hadits ini bahwa barangsiapa yang menyekutukan Allah dan mati dalam kesyirikan dan belum sempat bertaubat, niscaya ia masuk neraka. Yang termasuk pengecualian dari sabda beliau; Barangsiapa yang meninggal dunia, adalah orang yang bertaubat sebelum mati. Sedangkan maksud dari; menyembah pada hadits di atas adalah memalingkan ibadah dalam bentuk yang bagai manapun kepada selain Allah. Sesembahan pada hadits ini maksud. nya adalah sekutu, yang menyerupai. Hubungannya dengan pem bahasan kita saat ini ialah bahwa hadits ini menegaskan untuk lebih khawatir dan waspada atas berbagai macam bentuk syirik.

Kandungan hadits ini adalah meminta sesuatu kepada selain Allah mengenai hal-hal yang tidak mampu dilakukan (dipenuhi) kecuali oleh Allah merupakan syirik besar.

Dari jabir, bahwa Rasulullah bersabda:

مَنْ لَقِيَ الله لا يُشرك به شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ

Barangsiapa yang menjumpai Allah dalam keadaan tidak pernah menyekutukan-Nya, pasti ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang menjumpai Allah dalam keadaan menyekutukan-Nya, niscaya ia akan masuk neraka. (HR. Muslim)

Menjumpai Allah, artinya berhadapan dan menghadap Allah. Hal ini terjadi pada Hari Kiamat. Fungsi an-nafyi dalam hadits ini adalah penetapan terhadap lawan dari yang dinafikan, yaitu tauhid. Yakni, ia menjumpai Allah dalam keadaan bertauhid.

Hadits di ini menunjukkan bahwa orang yang mati dalam keadaan musyrik maka ia adalah golongan penghuni neraka. Demikian itu, men-jadikan kita sangat takut terhadap syirik

Semoga Allah subhanahu Wa Ta’ala menjaga kita di segala bentuk kesyirikan dan dari membuat tanda-tandingan untuk Allah. Semoga Allah menjadikan kita diantara orang-orang yang bisa bertauhid memurnikan segala ibadah hanya untuk-Nya dan menjauhkan kita dari segala bentuk kemaksiatan kepada-Nya.

Allahumma aamin..

Wallahu A’lam bis Showab

Semoga Allah memberikan Taufik kepada kita bersama

Ma’had Ibnu Mas’ud Kampar

29 Rajab 1446 H/ 29 Januari 2025

Disadur dari Kitab:

الجامع الفريد للأسئلة والأجوبة على كتاب التوحيد

Al-Jami’ul Farid, Lil As’ilah wal Ajwibah ‘ala Kitabit Tauhid

(Karya Syaikh Abdullah bin Jaarullah Al-Jarullah)

Dan disertai penambahan dari penulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

About Author

Sunnahstori

Media Dakwah Sunnah yang memberikan artikel-artikel dari Aqidah dan Manhaj, Fiqih Ibadah, Renungan Nasehat dan lainnya. Kunjungi juga sosial media kami yang lain.

Latest Posts

Follow Us On Social Media